Assalamualaikum Wr. Wb.
Sore yang cerah ini diisi dengan matakuliah Mikroprosesor. Saya memilih kelas TT-39-01 dengan dosen Bapak Inung Wijayanto, ST., MT. Beliau mengawali perkuliahan dengan perkenalan terutama pemaparan aturan-aturan yang akan berlaku di kelas. Beberapa poin yang menarik menurut saya yaitu :
- Kehadiran minimal 75% sebagai syarat mengikuti ujian.
- Tidak boleh melakukan keributan di dalam kelas
- Memakai pakaian seragam, sopan, dan rapi.
- Tidak boleh melakukan kecurangan seperti titip absen, plagiatisme pada tugas, mencontek saat ujian, dll. Apabila melanggar akan mendapat nilai E
- Toleransi keterlambatan hingga 5 menit sebelum jam pelajaran selesai.
- Diperbolehkan membawa makanan ringan dan minuman kedalam kelas
Menurut saya aturan-aturan tersebut layak diterapkan dikelas. Secara keseluruhan Bapak Inung mengamanatkan nilai kejujuran kepada mahasiswannya. Kejujuran merupakan aspek yang sangat penting untuk dimiliki. Belum ada kata terlambat untuk memupuk nilai-nilai kejujuran, bahkan diusia dewasa sekalipun. Bapak inung menceritakan bahwa sudah banyak mahasiswa yang karena ketidakjujurannya sehingga memperoleh nilai penalty E. Ada yang disebabkan oleh ‘Titip Absen’, adapula yang disebabkan karena mencontek tugas dan kuis, serta melakukan kecurangan pada saat ujian, baik UTS maupun UAS. Bapak Inung menerapkan nilai penalty E karena dengan cara ini, mahasiswa lebih giat belajar dan lebih mengedepankan sikap dan perilaku jujur dalam kehidupan perkuliahan agar kelak di lingkungan dunia kerja dan lingkungan professional, menghindari sepenuhnya tindakan plagiatisme dan kecurangan. Wujud kongkret dari perbuatan tercela ini dapat berupa korupsi dan plagitisme dalam berkarya.
Dulu saya sudah pernah mengambil matakuliah ini, namun nilainya tidak memuaskan. Saya harus berusaha keras agar semester ini dapat memahami materi yang diberikan oleh dosen mikroprosesor. Ada perubahan signifikan perihal isi matakuliah. Dulunya hanya membahas seputar prosesor intel 8086/8088 namun kali ini ditambah dengan materi seputar mikrokontroller.
Setelah membahas peraturan kelas, Pak Inung menjelaskan tentang bobot penilaian dan intisari dari CLO1,CLO2,dan CLO3. CLO 1 membahas tentang arsitektur komputer dan konsep mikroprosesor serta tentang Intel 8088. Sedangkan CLO2 dan CLO3 berisi materi yang baru untuk matakuliah ini. Materi CLO2 dan CLO3 membahas seputar tentang mikrokontroller, fungsi, dan juga tentang AVR ATmega dan Arduino. Pada semester-semester sebelumnya, matakuliah mikroprosesor membahas seputar konsep mikroprosesor, tentang Intel 8088, pengalamatan, memory, register-register, instruksi-instruksi dalam Bahasa Assembly, dll.
Setelah perkenalan, penyampaian aturan, bobot nilai serta materi diberikan, dimulailah pembahasan untuk CLO1. Diawali dengan penyegaran pengetahuan mahasiswa tentang arsitektur komputer. Dan seperti yang saya duga, mayoritas mahasiswa bahkan dapat dikatakan semua mahasiswa dalam kelas ini paham betul dengan subjek arsitektur komputer. Bagaimana tidak, subjek ini telah diperkenalkan sejak SMP melalui mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Intisari yang dijelaskan oleh bapak inung untuk subjek arsitektur komputer antara lain :
- Terjadi kerancuan dalam penggunaan istilah CPU (Central Processing Unit). Banyak dari masyarakat yang masih menganggap bahwa apa yang dimaksud dengan CPU adalah kotak casing besar berukuran besar yang berisi komponen-komponen penting sebuah perangkat komputer, misalnya Motherboard, Processor, Heatsing dan kipasnya, RAM atau memori, Hard Disk Drive (HDD), Optical Disk Drive (ODD), PSU, LAN Card / NIC (Network Interface Card), Sound card serta VGA card. Padahal sebetulnya, Yang dimaksud dengan CPU (Central Processing Unit) adalah processornya. Ukurannya kecil kebanyakan berukuran seperempat dari kotak pensil bahkan lebih kecil. Pada processor inilah semua perintah dieksekusi dan dioleh sesuai keinginan pengguna atau brainware
- Agar dapat beroperasi (operasi dasar) seperangkat komputer hanya memerlukan CPU, Motherboard, RAM atau Memori, dan PSU. Tanpa perangkat input-output pun seperti keyboard, mouse, monitor, printer, dll sebenarnya komputer sudah dapat bekerja walau belum sempurna. Tanpa perangkat penyimpanan seperti Hard Disk Drive (HDD) dan Optical Disk Drive (ODD) pun komputer sudah dapat bekerja. Tentu saja kita memaklumi bahwa tanpa ODD tentu komputer dapat bekerja. Namun yang kadang menimbulkan perdebatan apakah tanpa HDD komputer dapat beroperasi? Banyak orang yang terkecoh dengan menganggap bahwa tanpa HDD, komputer tidak dapat bekerja, buktinya ketika HDD dicopot maka akan timbul error pada saat booting yang menyebutkan bahwa “No Disk” atau peringatan sejenis lainnya. Penyebabnya menurut mereka adalah absennya (tidak adanya) HDD maka OS (Operating System) yang terpasang pada HDD (biasanya, padahal OS lumrah misalnya windows, Linux, dll bisa saja dimuat pada perangkat penyimpanan lainnya seperti Flash Disk Drive (USB live), CD/DVD (CD/DVD live), dll) tidak dapat dimuat. Tidak adanya OS maka komputer secara total tidak dapat melakukan apa-apa atau processor tidak melakukan apa-apa menurut mereka. Secara garis besar, mereka memang ada benarnya. Namun sebenarnya OS seperti windows dan Linux bisa dianalogikan sebagai platform/lingkungan kerja yang sangat kompleks dimana banyak perangkat I/O (Input/Output) yang terhubung dan dikenali OS, banyak task/aktivitas yang bisa dilakukan pada seperangkat komputer semisal mengetik, browsing, mendengar musik dan menonton video, bermain game,dll. Padahal sebenarnya, tanpa HDD yang berisi OS sekalipun, komputer sebenarnya sudah bisa dikatakan mampu melakukan operasi dasar. Pada saat komputer dinyalakan maka akan dimuat BIOS (Basic Input Output System) yang mengenali perangkat-perangkat input output standar yan terhubug dengan komputer. Tanpa HDD pun kita dapat memasuki lingkungan BIOS untuk melakukan konfigurasi yang diinginkan misalnya mengatur boot priority / boot sequence dll.
- dst.
Setelah materi tentang arsitektur komputer, dilanjutkan dengan materi tentang sejarah processor besutan perusahaan raksasa “intel”. Diawali dengan processor intel 4004 yang dirilis dalam kemasan CERDIP 16-kaki pada tanggal 15 November 1971. Dari perkembangannya hingga kini, intel 8088 lah yang dibahas dalam matakuliah mikroprosesor karena beberapa prinsip dasar dan fiturnya masih digunakan oleh beberapa prosesor generasi belakangan. Untuk kalangan non militer, prosesor terbaru besutan intel adalah i7 generasi ketujuh, contohnya i7-7700. Prosesor ini baru di launching pada Kuartal pertama tahun 2017 ini. Semakin hari teknologi mikroprosesor semakin canggih, terjadi peningkatan dari segala aspek pada prosesor seperti jumlah transistor, clock, ukuran cache, mips, arsitektur (14 nm dll), penghematan daya, instruksi, virtualisasi, dan lain sebagainya. Adapun komponen dasar dari mikroprosesor adalah ALU (Arithmatical Logical Unit), Sistem Bus Internal, Control Unit, dan Register Internal.
Setelah pembahasan tentang konsep mikroprosesor dan penjelasan seputar sejarah processor besutan Intel, Pak Inung memberikan kuis dadakan. Kuisnya tidak terlalu sulit karena soalnya tentang konversi bilangan antara ssstem bilangan decimal, biner, octal, dan hexadecimal, penjumlahan dan pengurangan antar sistem bilangan tersebut, serta sistem bilangan dengan koma. Semua soal bisa saya jawab dengan baik kecuali materi tentang pengurangan dan koma. Saya agak lupa karena mata kuliah Teknik Digital sudah lama berlalu. Materi seperti ini memang tidak boleh dilupakan karena penting. Namanya juga manusia kadang karena banyaknya hal yang harus dipikirkan, hal atau pelajaran atau konsep utama yang harusnya terpatri diotak bisa saja agak terlupa. Saat pengerjaan, Pak Inung meninggalkan ruangan, namun saya percaya diri dengan hasil jawaban saya sendiri (mudah-mudahan hasil akhirnya baik), karena sudah sepantasnya kita menjujung tinggi kejujuran.
Demikianlah rangkuman 1000 kata untuk pertemuan pertama yang menjadi tugas 1 ini.
Mohon maaf bila ada kekurangan, Sekian dan terimakasih
Wassalaualaikum Wr.Wb
Leave a Reply